Puisi




Cinta adalah Hidup


Cinta adalah langgam untuk hidup,
Meski dahina tak cerah dalam tatapmu
Dan lara berderai dari ucapmu
Namun harap mu tak mudah redup
Meski tangis selalu kau usap
Karena cinta adalah hidup ***  10/2/2014




Kasmaran


Meski semburat langit besok masi ada
Gerak gelap terurai lambat
Karena malam adalah siksa
Padat nya dingin menusuk
Inginnya aku lebih ringan dari udara
Agar kuatnya tak mampu menariku
Karena esok aku akan ke sujana
Bersamanya dalam alir waktu. ***



Catatan Subuh Untuk Ican
 

Ican,,, kawan ku yang baik yang tak kenal lelah,
ribuan mil jarak cinta,
mengarungi derasnya tanjung pamali atas nama cinta,
meski restu ibu belum terucap,
namun cintamu tak pernah larung dalam derasnya. — 







 Lagu Lirih

Kawan itu hanyalah nyanyian lirih tanda ketiadaan,

Apa yang kau cari dalam lagu lirih?

Mencoba menghilangkan kesadaran untuk memunculkan kesadaran,

Akh …rasa memiliki itu adalah warisan sejarah panjang nan rumit,

Tapi kau masi disitu berharap sambut kata darinya...

Demi merayakan melankolia penuh khayal...


Tanpa Kita

Rasa hangat mengalir saat melihat mu tertawa…
Gelegar tawa mu bersama mereka…
Kulihat haru biru di sinar matamu…
Saat aku terpingkal tawa dengan mereka…
Namun duka terasa di sekeliling mereka-mereka…
 Derai air mata tanda kecewa tak terperih….
Ketika kau dan aku tertawa dalam kasih…
Kau dan mereka, tanpa aku….
Mereka dan aku,  tanpa kau…
Tanpa kita… untuk mereka-mereka….

Sepih…..

Pernah kau merasa sepih…? sendiri…!?
Yang ada hanyalah ingatan…
Dia jadi teman selamanya….
Kadang mengejek…ada juga tawa…
Dia akan menamani mu….
Sampai jasad mu jadi debu…
Di hembus angin dalam sunyi…. Sepih….


Saat itu

Saat itu...
Dipantai itu... Kita pernah duduk bersama...
Bangku kayu tua, mungkin buah tangan kakek mu....
Saat itu mentari berarak turun...sebentar lagi gelap...
Senja itu...
Saat aku genggam tangan mu....
Lirih ucapmu... Aku ingin selalu bersama mu....
Saat itu.......


Pedih
Kau menjadi kuasa atas pikirku…
Kau menjadi stimulus atas sadarku…
Kau mengubah segala arti…
Tentang melodi yang mengiringku…
Tentang segala puja atas mu…
Tentang duka tanpa kuasa atas mu…
Dan bila  bagian paling halus tubuhku tersentuh…
Kurasakan pedih itu….


Waktu...Tentangmu
Jika rasa di pengaruhi waktu...
Ada kah waktu merubah arti ku untukmu...!?
Sejatinya kita tak pernah kembali seperti saat itu...
Kala senja dalam ke na’ifan kita bersama...
Sampai hari ini....
Aku sadar waktu tak selamanya untuk ku...
Namun kau selalu hidup disini...
Dalam ingatan... selamanya...
Sampai aku hilang di telan sepih...

Saat Itu
Saat itu...
 Gelap...hening
Yang ada hanya bintang...
Semilir angin pantai mengayunkan rambutmu...
Tak kulihat, hanya terasa di bahuku...
Saat itu...
Yang ku rasa selalu ingin bersamamu...
Mungkin luapan emosi belia kita...
Gelap...hening...
Saat ini.... aku masi bersama rasa itu...
Walau ruang  tak sama lagi...
Saat ini.... seakan saat itu....
Walau tanpa sentuhan ayunan rambutmu...
Kau masi disini....
Mengisi penuh ruang pikir ku....

Purnama di Poroan
Bulan berlahan turun...
Cahayanya yang keemasaan memantul di atas permukaan laut
Begitu tenang...
Puhon rindang...
Daunnya  tertembusi semburat cahanya...
Cahaya tenang Menembus tubuhku...
Sesekali bunyi gemerisik ombak, memecah di kakiku...
Begitu damainya....

Aku tak punya itu
Aku tak punya itu...
Seperti kali pertama ku sapah dirimu..
Semua kenangan terukir dalam pikirku..
Sampai hari ini...
Masi sama...
Aku tak punya itu...
Namun pikirku selalu untuk mu...
(Namun yang ku punya sederhana,segalanya selalu untukmu)

Kesepian
Ketika keluh dan harap menyayat berlahan,
Tak ada yang dapat ku ucap,
Kesedihan adalah lorong sempit nan sunyi,
Di ujung ada tembok tinggi sebagai penghalang,
Yang aku bisa adalah terduduk dengan tangan menutup kepala,
Yang berbunyi hanyala isakan dalam kelam,
Terdengar suara - suara entah siapa?
Semuanya ada harganya kawan...!!
Ini bukan zaman para nabi,
Kepekaan hanyalah cerita lama untuk mereka yang terkalahkan,
Saat ini semuanya tidak ada
***
catatan Awal Ramadan 29 Juni 2014

Tentang nya
Menyusuri pantai itu adalah ingatan tentantangnya,
Saat mentari merangkak dari tidurnya,
Ketika bibir tak kuasa mengatakannya...
Namun aku temukan jawaban dari tatapnya..
Saat itu hanyalah cinta...
Seperti cerita surgawi dalam kidung suci...
Saat ini, besok,  yang ada hanyalah cerita...
Tentang tatapnya, tentang rindu yang kadang hadir dalam ingatan...
Tentang kamu...hanya itu!!




 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar